Review Teori Atom Bohr dan Konfigurasi Elektron
DOSEN
PENGAMPU:
Dr.
YUSNELTI, M.Si
NAMA : REFI
RIZKIANDI
NIM :
A1C217030
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak terlepas dari berbagai bentuk masalah
dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan yang terjadi
baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal tersebut
sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah
perkembangan system periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang
sederhana hingga pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan
suatu cara untuk mengelompokkan unsure-unsur berdasarkan sifatnya.
Pengelompokkan unsur mengalami sejarah perkembangan, sifat logam,
non logam, hukum-hukum, golongan, peride, dan sifat-sifat unsur dalam
system periodik modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan
tersebut di atas maka penyususn dapat merumuskan beberapa hal yang menjadi
masalah sebagai berikut :
1. menjelaskan pengertian
model atom bohr
2. Menjelaskan konfigurasi
elektron berdasarkan konsep bilangan kuantum
3. Bentuk
orbital
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL
ATOM BOHR
Pada tahun 1913, Niels
Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak Einstein menerapkan teori
kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan
teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada
prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest
Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat
keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu
memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat
dengan inti atom. Model atom
Bohr dikemukakan oleh Niels Bohr yang berusaha menjelaskan
kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan
oleh model atom Rutherford.
B. BENTUK
ORBITAL
1.Orbital s
Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk seperti bola, sehingga
tidak tergantung pada sudut manapun. Orbital s hanya terdapat 1 nilai m ,
sehingga hanya terdapat 1 orientasi, yaitu sama ke segala arah.
2.Orbital p
Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon terpilin).Sub kulit p
memiliki tiga orbital. Pada sub kulit ini terdapat 3 nilai m(–1, 0, +1)
sehingga terdapat 3 orientasi yang satu dan lainnya membentuk sudut 9o.
3.Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang komplek sdan orientasi yang
berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu
orbital memiliki bentuk yang berbeda.Kelima orbital itu adalah dxy ,dxz
,dyz,dx2y2,dan dz2.
4.Orbital f
Orbital f(mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan menjadi tigakelompok, yaitu
:
1) kelompok
pertama: fxyz
2) kelompok
kedua : fx(z2-y2),fy(z2-y2),fz(x2-y2)
3) kelompok
ketiga : fx3,fy3,fz3
C.KONFIGURASI
ELEKTRON BERDASARKAN KONSEP BILANGAN KUANTUM
Konfigurasi elektron menggambarkan penataan/susunan elektron dalam atom. Dalam
menentukan konfigurasi elektron suatu atom, ada 3 aturan yang harus dipakai,
yaitu : Aturan Aufbau, Aturan Pauli, dan Aturan Hund.
1. Aturan
Aufbau
Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi
yang tinggi. Elektron mempunyai kecenderungan akan menempati dulu
subkulit yang energinya rendah. Besarnya tingkat energi dari suatu subkulit
dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimuth (
l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n + l) lebih besar mempunyai
tingkat energi yang lebih besar. Jika harga (n + l) sama, maka orbital yang
harga n-nya lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Urutan
energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi sebagaimana digaram yang
dibuat oleh Mnemonik Moeler adalah sebagai berikut:
1s < 2s
< 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
< 4f < 5d ….
Aturan Pauli
(Eksklusi Pauli)
Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan
“Tidak boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan
kuantum yang sama”. Orbital yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m,
yang sama tetapi yang membedakan hanya bilangan kuantum spin (s). Dengan
demikian, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin (arah putar)
yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh dua elektron,
karena jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin yang sama dengan
salah satu elektron sebelumnya.
Contoh :
Pada orbital
1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :
Elektron
Pertama à n=1, l=0, m=0, s= +½
Elektron
Kedua à n=1, l=0, m=0, s= – ½
3. Aturan
Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930. yang menyatakan
“elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak
berpasangan”.
Elektron-elektron
baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam
suatu subkulit, konfigurasi elektron dituliskan dalam bentuk diagram orbital.
Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang
menghuni orbital digambarkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika
orn=bital hanya mengandung satu elektron, maka anak panah yang ditulis mengarah
ke atas.
Dalam
menerapkan aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas terlebih
dahulu pada semua kotak, baru kemudian diikuti dengan arah panah ke bawah jika
masih terdapat elektron sisanya
D. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem
Periodik
Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron-elektron dalam kulit-kulit
atau subkulit-subkulit. Pengisian elektron dimulai dari tingkat energi (kulit) yang
paling rendah yaitu kulit K. Tiap kulit maksimum mampu menampung 2n2
elektron, n adalah nomor kulit.
·
Kulit K (n = 1) maksimum menampung elektron 2 x 12 = 2
·
Kulit L (n = 2) maksimum menampung elektron 2 x 22 = 8
·
Kulit M (n = 3) maksimum menampung elektron 2 x 32 = 18
· Kulit N (n = 4) maksimum menampung elektron 2 x 42 = 32
Perhatikanlah
konfigurasi elektron IA dan IIA berikut :
Golongan IA
Periode
|
Unsur
|
Nomor
Atom
|
Kulit
|
||||||
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
Q
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
|
Hidrogen
Litium
Natrium
Kalium
Rubidium
Sesium
Fransium
|
1
3
11
19
37
55
87
|
1
2
2
2
2
2
2
|
1
8
8
8
8
8
|
1
8
18
18
18
|
1
8
18
32
|
1
8
18
|
1
8
|
1
|
Golongan IIA
Periode
|
Unsur
|
Nomor
Atom
|
Kulit
|
||||||
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
Q
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
|
-
Berilium
Magnesium
Kalsium
Strontium
Barium
Radium
|
-
4
12
20
38
56
88
|
2
2
2
2
2
2
|
2
8
8
8
8
8
|
2
8
18
18
18
|
2
8
18
32
|
2
8
18
|
2
8
|
2
|
Maka dari tabel di atas, dapat
dilihat hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor periode
dan golongan) dalam sistem periodik sebagai berikut:
Jumlah kulit
= nomor periode
Jumlah
elektron valensi = nomor golongan
Hal yang
sama berlaku untuk semua golongan utama (golongan A), kecuali Helium (He) yang
terletak pada golongan VIIIA tetapi mempunyai elektron valensi 2. Adapun untuk
unsur-unsur golongan transisi (golongan B) tidak demikian halnya. Jumlah kulit
memang sama dengan nomor periode, tetapi jumlah elektron valensi (elektron
terluar) tidak sama dengan nomor golongan. Unsur-unsur golongan transisi
mempunyai 1 atau 2 elektron valensi.
2.1 Unsur
Utama (Representatif)
Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir
pada subkulit s atau subkulit p.
Aturan penomoran golongan unsur
utama adalah:
a.
Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.
b.
Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).
2.2 Unsur
Transisi (Peralihan)
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau,
unsur-unsur transisi baru dijumpai mulai periode 4. Pada setiap periode kita
menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai dengan jumlah elektron yang dapat
ditampung pada subkulit d. Diberi nama transisi karena terletak
pada daerah peralihan antara bagian kiri dan kanan sistem periodik. Aturan
penomoran golongan unsur transisi adalah:
a.
Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.
b.
Nomor golongan dibubuhi huruf B.
2.3 Unsur
Transisi Dalam
Unsur-unsur transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya
dijumpai pada periode keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan
secara terpisah di bagian bawah. Sampai saat ini, unsur-unsur transisi-dalam
belum dibagi menjadi golongan-golongan seperti unsur utama dan transisi.
Unsur-unsur ini baru dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu unsur lantanida
dan unsur aktinida. Unsur-unsur lantanida (seperti lantanum), adalah
unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f dan unsur-unsur
aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya
mengisi subkulit 5f.
2.4
Pembagian Unsur-Unsur Menurut Blok s, p, d, dan f
Berdasarkan
kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat dikelompokan unsur-unsur tersebut
dalam blok berikut :
a.
Blok s
Unsur yang
mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s terletak pada golongan IA
dan IIA, kecuali unsur H dan He. Unsur-unsur ini merupakan logam yang reaktif.
Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx, maka unsur tersebut
terletak pada golongan xA.
b.
Blok p
Unsur yang
mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p, terdapat dalam golongan
IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi logam,
metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy,
maka unsur tersebut terletak pada golongan (2 + y) A.
c.
Blok d
Konfigurasi
elektron terluar d terdapat dalam unsur-unsur transisi, yaitu golongan IIIB,
IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar
adalah nsx (n-d)z, maka unsur tersebut terletak pada golongan (x +
z) B. Jika x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada
golongan VIIIB; x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB; x + z = 12,
maka unsur terletak pada golongan IIB.
d.
Blok f .
Blok f
merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini disebut juga
golongan transisi dalam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan minat
terhadap penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula kelemahan yaitu
teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan
arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik?
padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam
interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Komentar
Posting Komentar