Makalah tentang Gas
DOSEN
PENGAMPU:
Dr.
YUSNELTI, M.Si
NAMA : REFI
RIZKIANDI
NIM :
A1C217030
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gas merupakan suatu
zat yang molekul atau partikelnya bergerak bebas. pada bab ini akan dipelajari
mengenai sifat mikroskopik dari suatu gas dengan meninjau dari tekanan, volum
dan suhu yang sering disebut dengan teori kinetik gas.
Semoga makalah ini
dapat berguna bagi rekan-rekan yang lain serta adik-adik kelas kami.
B. Tujuan
penulisan
makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
- Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang persamaan teori kinetik gas ideal.
- Memberikan penjelasan tentang hal – hal dasar yang sering dilupakan dalam teori kinetik gas
- Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengertian dan hukum-hukum teori kinetik gas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Kinetik Gas Ideal
Dalam hal ini yang
disebut gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut :
1.
Terdiri atas partikel dalam jumlah yang banyak dan tidak ada gaya tarik-menarik
antar partikel
2.
Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah acak(sembarang)
3.
Ukuran partikel diabaikan terhadap ukuran wadah
4.
Setiap tumbukan yang terjadi secara lenting sempurna.
5.
Partikel-partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang dalam wadah.
6.
Gerak partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak.
Berdasarkan
eksperimen persamaan keadaan gas yang telah dilakukan dengan mengubah besaran
tekanan, volum, dan suhu ternyata ada kesebandingan antara hasil kali tekanan
dan volum terhadap suhu yaitu sebagai berikut :
PV = α T
demikian juga dengan
massa system gas setelah divariasi dengan tekanan, volum, dan suhu terdapat
kesebandingan yaitu sebagai berikut :
PV = α MT
untuk membuat persamaan diatas menjadi sempurna maka
diperlukan suatu konstanta pembanding yang nilainya sama untuk semua gas. dari
hasil eksperimen nilai konstanta pembanding adalah berbeda untuk setiap gas
jika kita menggunakan satuan massa tetapi menggunakan mol. 1 mol didefinisikan
sebagai jumlah zat yang ada pada 12 gram atom karbon-12 yaitu sebanyak 6,02 x
1023 partikel. bilangan 6,02 x 1023 disebut bilangan avogrado(na)
dengan demikian mol zat dapat dinyatakan dalam jumlah
partikel n seperti berikut :
n =
atau n = n na

dengan
n = jumlah zat (mol)
n = banyaknya
partikel (molekul)
na = bilangan
avogrado (6,02 x 1023)
konstanta
perbandingan universal, yang berlaku untuk semua gas adalah r (konstanta gas
universal) sehingga persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis manjadi seperti
berikut.
pV = nRT
dengan
p =tekanan gas (atm
atau n/m2)
V = volum gas (m3
atau liter)
N = jumlah mol gas
(mol)
R = tetapam gas universal (8,31 j/mol k)
T = suhu gas (k)
maka persamaan
keadaan gas ideal dapat dinyatakan dalam jumlah molekul.
pv = gr/mr.rt
pv = nkt
dengan k =
= tetapan
boltzman (1,38x10-23 j/k)

p = tekanan gas
(n/m2)
v = volum gas
(m3)
n = jumlah molekul
t = suhu gas (k)
jika ditinjau dari sudut pandang mikroskopik,
partikel-partikel zat saling memberikan gaya tarik berasal dari sifat elektris
maupun gravitasinya (hukum newton tentang gravitasi). selain gaya tarik
antarpartikel juga terdapat gaya tolak antarpartikel yang berasal dari sifat
elektris inti atom yang bermuatan positif. massa atom terpusat pada inti atom
sehingga juka jarak atom terlalu dekat maka akan terjadi gaya tolak yang cukup
besar dari atom-atom tersebut. dengan demikian, terdapat jarak minimum yang
harus dipertahankan oleh atom-atom tersebut agar tidak terjadi gaya tolak.
persamaan keadaan gas ideal
persamaan gas ideal adalah suatu persamaan yang
menyetakan hubungan antara tekanan, volume, dan suhu suatu gas. berikut
persamaan yang ditemukan dalam bentuk hukum fisika.
2. Hukum-hukum dari persamaan gas ideal
a. hukum boyle
hukum boyle yang berbunyi bila massa dan suhu suatu
gas dijaga konstan maka volum gas akan berbanding terbalik dengan tekanan
mutlak, yang dikemukakan oleh robert boyle
pernyataan dari hukum boyle adalah bahwa hasil kali
antara tekanan dan volum akan bernilai konstan selama massa dan suhu gas dijaga
konstan. secara matematis dapat di tulis
pv = c
keterangan =
p = tekanan gas (n/ m2 atau
pa)
v = volum gas (m3)
c = tetapan berdimensi usaha
contoh soal
dalam suatu wadah terdapat 4 liter gas dengan tekanan
4 atm dan suhu 470c. kemudian tekanan gas menjadi 1/4
dari tekanan semula dan suhu gas dijaga konstan. berapakah volum gas
sekarang?
pembahasan :
p1 = 4
atm
dari hukum boyle, pada suhu tetap hubungan yang
p2 = ¼ p1 = 1
atm
berlaku adalah : p1.v1 = p2.v2
t = 470c
v2 =
= 


v1 =
4l
= 16 liter
v2
=….?
jadi, volum gas sekarang adalah 16 liter.
b.
hukum charles
hukum charles berbunyi volum gas berbanding lurus
dengan suhu mutlak, selama massa dan tekanan gas dijaga konstan, dikemukakan
oleh jacques charles tahun 1787. dengan demikian volum dan suhu suatu gas pada
tekanan konstan adalah berbanding lurus dan secara matematis kesebandingan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
v = kt, dengan k adalah konstanta
kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami
perubahan volum dan suhu dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat tekanan dan massa
dijaga konstan, dapat dirumuskan berikut :


dengan
v1 = volum gas
mula-mula (m3)
v2 = volum gas akhir
(m3)
t1 = suhu gas
mula-mula (k)
t2 = suhu gas akhir
(k)
contoh soal
gas dalam ruang
tertutup memiliki volum 1 liter pada tekanan 10 atm dan suhu 470c. gas
dipanaskan pada tekanan tetap sehingga suhunya menjadi 770c. berapakah volum
gas sekarang?
pembahasan
p = 10
atm
pada tekanan tetap berlaku hubungan seperti berikut.
v1 =
1l
= 


t1 = 470c = 320
k
=
è v2 =
= 1,094 liter



t2 = 770c = 350
k
jadi, volum gas sekarang adalah 1,094 liter
c. hukum gay
lussac
pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus
dengan suhu mutlak gas. hubungan ini dikenal dengan julukan hukum
gay-lussac, dinyatakan oleh joseph gey lussac (1778-1850). secara matematis
ditulis sebagai berikut :

atau p = c.t

untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami pemanasan
dengan volum dijaga tetap, pada proses 1 dan 2 hukum gey lussac dapat ditulis
seperti berikut :


Dengan
p1 = tekanan
mula-mula (atm)
p2 = tekanan akhir
(atm)
t1 = suhu mutlak
mula-mula (k)
t2 = suhu akhir (k)
contoh soal
gas dalam ruang
tertutup memiliki volum 2,5 liter, tekanan 2 atm, dan suhu 270c. berapakah
tekanan gas tersebut jika suhu dinaikan menjadi 670c pada volum tetap?
pembahasan :
v = 2,5
l
pada volum tetap berlaku hukum gey lussac,
p1 = 2
atm
=
==> p2 =
p1
==> p2 =
x 2




t1 = 270c =
300k
p2 = 2.27
atm
t2 = 670c =
340k
jadi, tekanan gas pada suhu 670c adalah 2,27 atm
d. hukum boyle-gay
lussac
suatu rumus turunan dari perkembangan dari hukum boyle
dan gay lussac yaitu persamaan keadaan gas yang lebih umum yang menghubungkan
besaran tekanan, volum, dan suhu dalam berbagai keadaaa, sehingga memperoleh
persamaan berikut :



keterangan
p1 = tekanan gas mula-mula (n/m2)
v1 = volum gas mula-mula (m3)
t1 = suhu mutlak gas mula-mula (k)
p2 = tekanan gas akhir (n/m2)
v2 = volum gas akhir (m3)
t2 = suhu mutlak gas akhir (k)
B. Tekanan, suhu, dan
energi gas
1. model partikel gas
SIFAT GAS UMUM
a.
Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
b.
Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
SIFAT GAS IDEAL
Sifat-sifat gas ideal
dapat dijelaskan dengan dasar sebagai berikut:
a. Gas
terdiri atas molekul dalam jumlah besar.
b. Partikel-partikel
gas bergarak dalam lintasan lirus dengan kelajuan tetap dan gerakanya acak
karena tumbukan.
c. Semua
tumbukan bersifat lenting sempurna.
d. Selang
waktu tumbukan antar partikel sangat sedikit.
e. Volume
partikel gas sangat kecil dibandingkan volume ruang yang ditempati, sehingga
dapat diabaikan.
f. Pada
semua partikel gas berlaku hukum newton tentang gerak.
2. Hubungan antara tekanan, suhu, dan energi partikel
gas
a.
Tekanan
sebagai fungsi kecepatan rata-rata
dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan dari
gaya yang dihasilkan oleh molekul-molekul gas yang menabrak dinding wadah.
Misalkan suatu gas denagn N molekul, masing-masing bermassa m,
terisolasi di dalam wadah yang mirip kubus bervolume V. Ketika sebuah
molekul gas menumbuk dinding wadah yang tegak lurus terhadap sumbu koordinat x
dan memantul dengan arah berlawanan pada laju yang sama (suatu tumbukan lenting),
b. Suhu
dan energi kinetik
Dari
hukum gas ideal

dimana
B adalah konstanta Boltzmann dan T
adalah suhu absolut. Dan
dari rumus diatas, dihasilkan Gagal memparse (kesalahan sintaks):
PV={Nmv_{rms}^2\overset 3}
Derivat:


yang
menuju ke fungsi energi kinetik dari sebuah molekul

Energi
kinetik dari sistem adalah N kali lipat dari molekul 

Suhunya
menjadi

Persamaan
3 ini adalah salah satu hasil penting dari teori kinetik
“
|
Rerata energi kinetik molekuler adalah sebanding
dengan suhu absolut.
|
”
|
Dari
persamaan 1 dan 3 didapat:

Dengan
demikian, hasil dari tekanan dan volume tiap mol sebanding dengan rerata energi
kinetik molekuler. Persamaan 1 dan 4 disebut dengan hasil klasik, yang juga
dapat diturunkan dari mekanika statistik[1].
Karena
3N adalah derajat kebebasan
(DK) dalam sebuah sistem gas monoatomik dengan N partikel, energi
kinetik tiap DK adalah:

Dalam energi kinetik tiap DK, konstanta kesetaraan
suhu adalah setengah dari konstanta Boltzmann. Hasil ini berhubungan dengan teorema ekuipartisi.
Seperti yang dijelaskan pada artikel kapasitas bahang,
gas diatomik seharusnya mempunyai 7 derajat kebebasan, tetapi gas yang lebih
ringan berlaku sebagai gas yang hanya mempunyai 5.
Dengan demikian, energi kinetik tiap kelvin (gas ideal
monoatomik) adalah:
- Tiap mole: 12.47 J
- Tiap molekul: 20.7 yJ = 129 μeV
Pada
STP (273,15 K , 1 atm), didapat:
- Tiap mole: 3406 J
- Tiap molekul: 5.65 zJ = 35.2 meV
c.
Banyaknya tumbukan dengan dinding
Jumlah tumbukan atom dengan dinding wadah tiap satuan
luar tiap satuan waktu dapat diketahui. Asumsikan pada gas ideal, derivasi dari
[2]
menghasilkan persamaan untuk jumlah seluruh tumbukan tiap satuan waktu tiap
satuan luas:

d.
Laju RMS molekul
Dari
persamaan energi kinetik dapat ditunjukkan bahwa:

dengan
v pada m/s, T pada kelvin, dan R adalah konstanta
gas. Massa molar diberikan sebagai kg/mol. Kelajuan paling mungkin
adalah 81.6% dari kelajuan RMS, dan rerata kelajuannya 92.1% (distribusi
kelajuan Maxwell-Boltzmann).
daftar pustaka
hilman, setiawan. 2007.fisika untuk sma dan ma kelas
xi. piranti darma kalokatama.jakarta.
Purwanti, endang.2009. pr fisika untuk sma/ma kelas xi
semester ii.intan pariwara :klaten
http://www.google.com
Komentar
Posting Komentar