Reaksi Kimia dan Stoikiometri



Review Reaksi Kimia dan Stoikiometri



DOSEN PENGAMPU:
Dr. YUSNELTI, M.Si
NAMA : REFI RIZKIANDI
NIM : A1C217030




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017





BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
       Pelajar kerapkali salah tanggapan tentang konsep mol kerana pelajar tidak memahami konsep mol dengan jelas. Sebenarnya konsep mol merupakan satu konsep yang mudah.  
Ahli kimia menghadapi masalah untuk bekerja di makmal dengan menggunakan atom kerana saiz atom sangat kecil tentulah jisimnya sangat kecil. Maka mol digunakan.
Mol merupakan unit pengukuran asas dalam bidang kimia. Kebanyakan masalah dalam bindang kimia melibatkan pemahaman tentang konsep mol.  
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu Stoicheion artinya unsur dan Metrain artinya mengukur. Stoikiometri di definisikan sebagai berikut :
·         Perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuntitatif zat yang terlibat dalam reaksi, baik pereaksi maupun hasil reaksi.
·         Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.


2.      Rumusan Masalah
Ø  KONSEP MOL DAN PERHITUNGAN KIMIA
       Bagaimana cara mengukur Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
*      Bagaimana cara mengukur  Hubungan Mol dengan Massa
*      Bagaimana cara mengukur  Hubungan Mol dengan Volume
*      Bagaimana Perhitungan Kimia dalam Reaksi Kimia



BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP MOL DAN PERHITUNGAN KIMIA
         Kamu tentu pernah mendengar satuan dosin, gros, rim, atau kodi untuk menyatakan jumlah benda. Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol. Satuan mol sekarang dinyatakan sebagai jumlah par-tikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat. Para ahli sepakat bahwa satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02 x 1023 partikel. Jumlah partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau dalam bahasa Jerman Bilangan Loschmidt (L).
Jadi, definisi satu mol adalah sebagai berikut.
Satu mol zat menyatakan banyaknya zat yang mengan-dung  jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikeldalam 12,0 gram isotop C-12.
Misalnya:
1. 1 mol unsur Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na.
2. 1 mol senyawa air mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
3. 1 mol senyawa ion NaCl mengandung 6,02 x 1023 ion Na+ dan 6,02 x 1023 ion Cl.

Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul Senyawa yang tidak diketahui, memerlukan percobaan laboraturium.
Analisis kualitatif yaitu untuk menentukan unsur yang terdapat dalam senyawa. Analisis kuantitatif yaitu unutk menentukan persen massa masing-masing unsur.
Menentukan rumus empiris dari data analisis kualitatif dan kuantitatif. Menentukan massa molekul relatif (Mr). Menentukan rumus molekul berdasarkan rumus empiris dan massa molekul relatifnya.
Hasil Teoritis, Hasil Nyata, dan Persen Hasil
            Hasil teoritis yaitu jumlah yang dihitung dari persamaan kimia yang telah diseimbangkan atau berapa banyak produk yang diperoleh berdasarkan perhitungan stoikiometri.
            Hasil nyata atau hasil sesungguhnya yaitu jumlah hasil nyata yang secara nyata dihasilkan dalam sebuah reaksi kimia atau beraoa banyak produk yang diperoleh setelah reaksi selesai.
            Efisiensi suatu reaksi kimia dapat ditentukan melelui perhitungan persen hasil atau rendemen persentase yaitu : Persen hasil = (hasil nyata/hasil teoritis) x 100 %
·         Analisis Pengabuan
Analisis yang digunakan untuk menentukan persen susunan suatu senyawa organik melalui percobaan.
·         Analisis Pengendapan
Analisis yang digunakan untuk menen=ntukan persen susunan suatu senyawa melalui percobaan/sama halnya dengan anlisis pengabuan tetapi dilakukan unutk senyawa-senyawa lain.



A.    Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Hubungan mol dengan jumlah partikel dapat dirumuskan:
kuantitas (dalam mol) =  jumlah partikel / NA
                                                atau
                                    jumlah partikel = mol x NA
Contoh soal:
Suatu sampel mengandung 1,505 x 1023 molekul Cl2, berapa mol kandungan Cl2 tersebut?
Jawab:
Kuantitas (dalam mol) Cl2 =  jumlah partikel Cl2 / NA
                                           =  1,505 x 1023 / 6,02 x 1023
                                           = 0,25 mol
B.     Hubungan Mol dengan Massa
Sebelum membahas hubungan mol dengan massa, kalian harus ingat terlebih dahulu tentang  Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr). Masih ingat kan? Kalau begitu kita cek ingatan kalian dengan mengerjakan soal dibawah ini.
1.      Hitung Mr H2SO4 (Ar H = 1, S = 32, dan O = 16)!
2.      Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai berikut.
    Ca = 40
    O  = 16
    H  = 1
Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2!
Sudah ingat kan? Maka kita langsung ke materi selanjutnya yaitu mengenai massa molar.
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya sama dengan Ar atau Mr.
Untuk unsur:
1 mol unsur = Ar gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Ar zat dinyatakan dalam gram
                                    atau
Massa molar zat tersebut = besar Ar zat gram/mol

Untuk senyawa:
1 mol senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1mol zat = Mr zat dinyatakan dalam gram
                                    atau
Massa molar zat tersebut = besar Mr zat gram/mol
Jadi perbedaan antara massa molar dan massa molekul relatif adalah pada satuannya. Massa molar memiliki satuan gram/mol sedangkan massa molekul relatif tidak memiliki satuan.
Hubungan antara mol dengan massa adalah:
Kuantitas (dalam mol) = Massa senyawa atau unsur (gram) / Massa molar senyawa atau   unsur (gram/mol)
                                       

C.        Hubungan Mol dengan Volume

a.      Gas pada keadaan standar
Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas. Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut volume molar. Volume molar adalah volume 1 mol gas yang diukur pada keadaan standar. Keadaan standar yaitu keadaan pada suhu 0 °C (atau 273 K) dan tekanan 1 atmosfer (atau 76 cmHg atau 760 mmHg) atau disingkat STP (Standard Temperature and Pressure).
Besarnya volume molar gas dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal:  PV= nRT
P = tekanan = 1 atm
n = mol = 1 mol gas
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
R= tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K
Maka:
  P V = nRT
V =1 x 0,082 x 273
V = 22,389
V = 22,4 liter
Jadi, volume standar = VSTP = 22,4 Liter/mol.
Dapat dirumuskan:  V = n x Vm
n     = jumlah mol
Vm  =  VSTP = volume molar
Contoh soal:
1) Berapa kuantitas (dalam mol) gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika diukur pada suhu 0 °C dan tekanan 1 atm?
Jawab:
Kuantitas (dalam mol) H2 =  volume H2/ VSTP
                                           =   6,72 L / 22,4 mol/L                                             
                                         =   0,3 mol
2) Hitung massa dari 4,48 liter gas C2H2 yang diukur pada keadaan standar!
Jawab:
Kuantitas (dalam mol) C2H2  = volume C2H2 / VSTP
                                                =  4,48 / 22, 4
                                                = 0,2 mol
Massa C2H2 = mol x Massa molar C2H2
                   = 0,2 mol x 26 gram/mol
                   = 5,2 gram
3) Hitung volume dari 3,01 x 1023 molekul NO2 yang diukur pada suhu 0 °C dan tekanan 76 cmHg!
Jawab:
kuantitas (dalam mol) NO2 = jumlah partikel /NA
                                            =  3,01 x 1023 partikel / 6,02 x 1023 partikel/mol
                                            = 0,5 mol
Volume NO2  = mol x VSTP
                        = 0,5 mol x 22,4 L/mol
                        = 11,2 liter
b.      Gas pada keadaan nonstandar
Jika volume gas diukur pada keadaan ATP (Am-bient Temperature and Pressure) atau lebih dikenal keadaan non–STP maka menggunakan rumus:
P V =  n R T
P = tekanan, satuan P adalah atmosfer (atm)
V = volume, satuan Vadalah liter
n  = mol, satuan nadalah mol
R  = tetapan gas = 0,082 liter atm / mol K
T  = suhu, satuan T adalah Kelvin (K)
Contoh soal:
Tentukan volume 1,7 gram gas amonia yang diukur pada suhu 27 °C dan tekanan 76 cmHg!
Jawab:
n = massa amonia / massa molar amonia
  =   1,7 gram / 17 gram/mol
  = 0,1 mol
P               = (76 cmHg / 76 cmHg)   x 1 atm = 1 atm        
T               = (t + 273) K = 27 + 273 = 300 K
P V           = n R T
1 atm × V = 0,1 mol × 0,082 L atm / mol K × 300 K
V              = 2,46 L
Hubungan mol dengan massa, bilangan Avogadro dan volume dapat diringkas dalam bagan dibawah ini.
Description: Gambar
D.    Perhitungan Kimia dalam Reaksi Kimia
Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa perbandingan koefisien menyatakan perbandingan jumlah partikel dan perbandingan volume, sedangkan mol meru-pakan jumlah partikel dibagi bilangan Avogadro. Perbandingan koefisien menyatakan perbandingan jumlah partikel, maka perbandingan koefisien juga merupakan perbandingan mol.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
                                       = perbandingan jumlah partikel
                                       = perbandingan mol
Misalnya pada reaksi: N2(g) + 3 H2(g)  →   NH3(g)
a. Perbandingan volume N2(g): H2(g: NH3(g)= 1 : 3 : 2
b. Perbandingan jumlah partikel N2(g) : H2(g)  : NH3(g) = 1 : 3 : 2
c. Perbandingan mol N2(g) : H2(g)  : NH3(g) = 1 : 3 : 2

Contoh Soal
a. Pada reaksi pembentukan gas amonia (NH3) dari gas nitrogen dan hidrogen, jika gas nitrogen yang direaksikan adalah 6 mol, maka tentukan:
1) jumlah mol gas hidrogen yang diperlukan;
2) jumlah mol gas amonia yang dihasilkan!
Jawab:
1) N2(g) + 3 H2(g)   →    2 NH3(g)
    Mol H2 = ( koefisien H2 / koefisien N2 ) x  mol N2
                 = (3/1) x 6 = 18 mol
2) mol NH3 = (koefisien NH3 / koefisien N2) x mol N2
                    = (2/1) x 6 = 12 mol

E.     Pereaksi pembatas
Jika di dalam sebuah kotak tersedia 6 mur dan 10 baut, maka kita dapat membuat 6 pasang mur-baut. Baut tersisa 4 buah, sedangkan mur telah habis. Dalam reaksi kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak sama dengan perbandingan koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis terlebih dulu. Pereaksi seperti ini disebut pereaksi pembatas.
Contoh soal:
Pada reaksi 0,5 mol gas N2 dengan 2,5 mol gas H2 menurut persamaan reaksi:
N2(g) + 3 H2(g)   →    2 NH3(g)
Tentukan:
a. pereaksi pembatasnya;
b. berapa gram zat yang tersisa?
(Ar N = 14 dan H = 1)!
Jawab:
Mencari mol pereaksi yang bersisa dan yang habis bereaksi
                          N2(g)     +        3 H2(g)
Mula-mula       : 0,5 mol          2,5 mol
Yang bereaksi : 0,5 mol          1,5 mol
Setelah reaksi  : 0 mol             1,0 mol
Pereaksi yang bersisa adalah H2 sebanyak 1,0 mol
Massa H2 yang sisa     = mol sisa x Mr
                                    = 1,0 × 2

F.      Hasil persentase
Hasil persentase (% hasil) suatu reaksi adalah nisbah jumlah produk sesungguhnya yang diperoleh (eksperimental) atau hasil nyata terhadap hasil teoritis dari persamaan reaksi dikali seratus persen.
Hasil Nyata
% Hasil = x 100%
Hasil Teoritis
Hasil nyata biasanya lebih kecil dari hasil teoritis.

Contoh 2.10
Jika 68,5 g karbon di dalam udara
a. Berapa hasil teoritis CO2 yang dihasilkan.
b. Jika CO2 hasil eksperimen menghasilkan 237 g CO2, berapakah % hasil

Penyelesaian
a. Reaksi: C(p) + O2 (g) CO2 (g)
mol C = 68,4 g/12 g mol-1 = 5,7 mol
mol CO2 = 5,7 mol
massa CO2 = 5,7 mol x 44 g mol-1 = 250,8 g
Hasil Nyata
b. % hasil = x 100%
Hasil Teoritis
237 g CO = 2 x 100 % = 94,5 %
250,8 g CO2


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
a.       Hal yang berkaitan dengan perkembangan teori atom diantaranya teori atom yang dikemukakan oleh John dalton, J. J. Thomson, Rutherford dan Neils Bohr.
b.      Kelemahan yang terdapat pada masing-masing teori atom yaitu teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.teori atom thomson tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut .teori atom rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh kedalam inti atom. Teori atom bohr tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak
c.       Kelebihan yang dimiliki oleh beberapa model teori atom John dalton adalah dapat menerangkan hukum kekekalan massa (hukum lavoisier) dan menerangkan hukum perbandingan tetap (hukum proust). Thomson adalah menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel sub atomik dan dapat menerangkan sifat listrik atom. Rutherford adalah fenomena penghamburan sinar alfa oleh lempeng tipis emas dan mengemukakan keberadaan inti atom. Bohr adalah mengaplikasikan teori kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model atom rutherford.

B.   Saran
Setiap penelitian pasti ada kekurangan jadi di setiap penelitian pasti juga akan perbaikan. Begitupun  dengan teori-teori yang ada pada perkembangan atom yang selalu disemprunakan. Maka Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik dan saran yang membangun dari Guru dan Para pembaca.






DAFTAR PUSTAKA





Komentar