Reaksi REDOKS dalam larutan



Review Reaksi REDOKS dalam larutan










DOSEN PENGAMPU:
Dr. YUSNELTI, M.Si
NAMA : REFI RIZKIANDI
NIM : A1C217030




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017








BAB.I
PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini untuk membentuk sebuah reaksi  dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.

Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan elektron, memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita menggunakan definisi kehilangan elektron

Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi dengan gas Klorin membentuk garam Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu elektron yang kemudian akan digunakan oleh klorin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

K  —–>    K+ + e-

Ketika Kalium kehilangan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa logam Kalium itu telah teroksidasi menjadi kation Kalium.

Seperti halnya oksidasi, ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron, kehilangan oksigen, ataumemperoleh hidrogen. Reduksi sering dilihat sebagai proses memperoleh elektron. Sebagai contoh, pada proses penyepuhan perak pada perabot rumah tangga, kation perak direduksi menjadi logam perak dengan cara memperoleh elektron. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Ag+ + e- ——>   Ag

Ketika mendapatkan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa kation perak telah tereduksi menjadi logam perak.

Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika elektron tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya.  Sebagai contoh, reaksi yang terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :

Zn(s) + CuSO4(aq) ——>  ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) ——>  Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)

Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi paruh :

Zn(s) ——>   Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq) + 2e- ——>  Cu(s)
1.2.  RUMUSAN MASALAH

  • Pengertian  Reaksi Redoks 
  • Penyetaraan Reaksi Redoks 
  • Aturan Bilangan Oksidasi
  • Oksidasi Dan Reduksi 
1.3.  TUJUAN

  • Agar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari suatu persamaan reaksi redok
  • Agar Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian reaksi redoks

BAB 11
PEMBAHASAN

1.REAKSI REDOKS

1.1.  PENGERTIAN  REAKSI REDOKS

Suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks

Contoh :

HNO3+  H2S       ——>        NO   + S + H2O

   +5           -2                +2       0   oksidasi(2)

reduksi (3)


1.2.  OKSIDASI DAN REDUKSI


Reaksi oksidasi
  • Reaksi pengikatan oksigen

    H2 + ½ O2  ——>    H2O
  • Reaksi pelepasan elektron

    HNO3+3H++3e  ——>  NO+H2O
  • Mengalami pertambahan BILOKS
    H2S        ——>       S
    -2                      0

Reaksi reduksi

  • Reaksi pelepasan oksigen

    H2O     ——>       H2  + O2
  • Reaksi penangkapan elektron

    H2S    ——>   S+ 2H++2e
  • Mengalami pengurangan BILOKS
    HNO3        ——>        NO
    +5                     +2 


1.3.  ATURAN BILANGAN OKSIDASI

  1. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan oksidasi = 0 
  2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalamsenyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1.Contoh:
    • Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
    • Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1

  1. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalamsenyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1.Contoh:
    • Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
    • Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
  2. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
  3. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.Contoh:

    • Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan oksidasinya = +1
    • Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2
  1. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2
  2. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh : Dalam senyawa H2CO3 berlaku: 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O =0
  3. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.  Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = + 1 

2.  PENYETARAAN REAKSI REDOKS

Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi) atau cara setengah reaksi.

2.1.      Cara Langsung (Bilangan Oksidasi)

  • Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi
  • Tulis perubahan biloks yang terjadi
  • Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan menambahkan koefisien
  • Hitung jumlah muatan kiri dan kanan
Jika muatan kiri > kanan à tambahkan OH- pada ruas kiri
Jika muatan kiri < kanan à tambahkan H+ pada ruas kiri

  •  Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan


 
Contoh :

HNO3+ H2S——>NO + S + H2O

Penyelesaian 

Langkah I
Menentukan unsur yang mengalami perubahan biloks , yaitu N dan S

langkah II
Harga biloks yang mengalami perubahan

HNO3+ H2S ——>O + S + H2O

   +5         -2            +2       0

Langkah III
Unsur yang mengalami peristiwa reduksi dan oksidasi

HNO3+ H2S——>NO   + S + H2O
+5        -2       +2       0 oksidasi(2)

reduksi (3)

Langkah IV
HNO3 dan NO dikalikan 2 sedangkan H2S dan S dikalikan 3 sehingga reaksinya menjadi :

2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + H2O

Langkah V
Penyetaraan jumlah atom yaitu Penambahan koefisien pada H2O agar jumlah atom H dan O sama di ruas kiri dan kanan , maka jadi :

2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + 4H2O


2.2.Cara Setengah Reaksi

  • Pecahlah reaksi menjadi dua persamaan (reaksi reduksi dan reaksi oksidasi )
  • Penyetaraan setiap persamaan ½ reaksi
  • Menyetarakan atom O dan H dengan menambah koefisien
  • Menyetarakan jumlah atom O dengan menambah H2Odiruas yang kekurangan O
  • Menyetarakan jumlah atom H dengan menambah H+ diruas yang kekurangan H
  • Menyetarakan jumlah muatan dengan  menambahkan elektron seruas dengan H+
  • Menyetarakan jumlah elektron pada kedua persamaan ½ reaksi
  • Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi
Contoh Soal : 

HNO3+ H2S——>NO + S + H2O

Penyelesaian 

Langkah I
Buat reaksi oksidasi dan reduksi

Reduksi  : HNO3——>NO
Oksidasi : H2S——>S

Langkah II
Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan

HNO3+ 3H+ +3e——>NO + 2H2O          (x2)
H2S——>S + 2H+ + 2e                             (x3)

Langkah III
Jumlahkan kedua setengah reaksi

2HNO3+ 6H+ + 6e——>2NO + 4H2O   
3H2S——>3S + 6H+ + 6e

Menjadi, 2HNO3+3 H2S  ——> 2NO +3 S + 4H2O
 
3. TITRASI ASAM BASA

Titrasi asam basa merupakan prosedur penting dalam analisis kimia untuk menentukan konsentrasi/kemolaran larutan asam/basa. Hal ini dilakukan demgan meneteskan larutan standar asam/basa yang kemolarannya sudah diketahui kedalam larutan asam/basa yang ke,olarannya akan ditentukan, menggunakan buret. Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekovalen, yakni titik di mana asam dan basa habis bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan menggunakan indikator yang harus berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik di mana perubahan warnaindikator terjadi disebut titik akhir titrasi. Indiktor yang digunakan dalam titrasi adalah metil merah, bromotimol biru, dan fenolftalein.
* Perhitungan Konsentrasi:
– Tulis persamaan reaksi antara larutan asam A dan larutan basa B
aA + Bb cC + dD + …
– Nyatakan rumus untuk menghitung mol A dan mol B yang bereaksi
– Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis
bereaksi = a : b. Jadi diperoleh:
Keterangan:
= kemolaran asam A dan basa B
= volum asam A dan basa B
A , b = koefisien reaksi asam A dan basa B
Perhatikan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan basa dengan menggunakan suaru larutan standar asam.
* Jenis titrasi ada 4 macam, yaitu:
1. Titrasi asam kuat dan basa kuat
2. Titrasi asam lemah dan basa kuat
3. Titrasi basa lemah dan asam kuat
4. Tirasi asam lemah dan basa lemah


4.  Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi

a.       Asam
BE =    ­Mr
        Sisa ion H+

b.      Basa
BE =  Mr
        Sisa ion OH-
BE = bobot ekuivalen
Rumus yang digunakan untuk mencari Normalitas larutan sebagai berikut :
N  =       g              1.000
                 Mr/sisa ion               V

Dengan:
N = normalitas (mol/liter)
V = volume larutan (liter)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Contoh Soal :
1.      Berapa massa yang dibutuhkan untuk melarutkan H2C2O4 . 2H2O (Mr = 126) 0,1 N dalam volume 500L ?

Penyelesaian :
Volume = 500 L
Normalitas = 0,1 N
Sisa ion H+ = 2
Mr = 126

BE  =  Mr/sisa ion H+ = 126/2 = 63

N    =  _g_   x    1000
            BE            V
0,1  =  _g_   x    1000
            63           500
Gram = 3,15 gram



BAB.III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Persamaan reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron dan disertai perubahan bilangan oksidasi.

Reduksi adalah reaksi penurunan BILOKS dan mengalami pengikatan elektron. Sedangkan, Oksidasi adalah reaksi  kenaikan BILOKS dan disertai dengan pelepasan elektron.


 
DAFTAR PUSTAKA


http://www.slideshare.net/kimiaunib/reaksi-redoks
Syukri, S., Kimia Dasar 1, Penerbit ITB, Bandung, 1999
Syukri, S., Kimia Dasar 2, Penerbit ITB, Bandung, 1999


Komentar